CV (Comanditaire Venootschap)

16 04 2010

PROSEDUR, CARA DAN SYARAT PENDIRIAN CV

CV atau Comanditaire Venootschap adalah suatu perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau dua orang, dalam menjalankan perusahaanya dapat dijalankan sendiri sebagai pepimpin atau diserahkan orang lain ( mengangkat pegawai ). CV merupakan sekutu komanditer yang didirikan dengan akta dan harus didaftarkan,namun kegiatan usaha ini tidak berbadan hukum sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri. Bentuk usaha CV bias dijadikan salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal yang terbatas. Karena, berbeda dengan PT yang mensyaratkan minimal modal dasar sebesar Rp. 50jt dan harus di setor ke kas Perseroan minimal 25%nya, untuk CV tidak ditentukan jumlah modal minimal. Jadi, misalnya seorang pengusaha ingin berusaha di industri rumah tangga, percetakan, biro jasa, perdagangan, catering, dll dengan modal awal yang tidak terlalu besar, dapat memilih CV sebagai alternatif Badan Usaha yang memadai. Apakah bedanya CV dengan PT?

Perbedaan yang mendasar antara PT dan CV adalah, PT merupakan Badan Hukum, yang dipersamakan kedudukannya dengan orang dan mempunyai kekayaan yang terpisah dengan kekayaan para pendirinya. Jadi, PT dapat bertindak keluar baik di dalam maupun di muka pengadilan sebagaimana halnya dengan orang, serta dapat memiliki harta kekayaan sendiri. Sedangkan CV, dia merupakan Badan Usaha yang tidak berbadan hukum, dan kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari kekayaan CV.

Karakteristik CV yang tidak dimiliki Badan Usaha lainnya adalah: CV didirikan minimal oleh dua orang, dimana salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif (persero pengurus) yang nantinya akan bergelar Direktur, sedangkan yang lain akan bertindak selaku Persero Komanditer (Persero diam). Seorang persero aktif akan bertindak melakukan segala tindakan pengurusan atas Perseroan; dengan demikian, dalam hal terjadi kerugian maka Persero Aktif akan bertanggung jawab secara penuh dengan seluruh harta pribadinya untuk mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk Persero Komanditer, karena dia hanya bertindak selaku sleeping partner, maka dia hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkannya ke dalam perseroan.

Perbedaan lain yang cukup penting antara PT dengan CV adalah, dalam melakukan penyetoran modal pendirian CV, di dalam anggaran dasar tidak disebutkan pembagiannya seperti halnya PT. Jadi, para persero harus membuat kesepakatan tersendiri mengenai hal tersebut, atau membuat catatan yang terpisah. Semua itu karena memang tidak ada pemisahan kekayaan antara CV dengan kekayaan para perseronya.

Bagaimana Cara Mendirikan CV?

CV dapat didirikan dengan syarat dan prosedur yang lebih mudah daripada PT, yaitu hanya mensyaratkan pendirian oleh 2 orang, dengan menggunakan akta Notaris yang berbahasa Indonesia. Walaupun dewasa ini pendirian CV mengharuskan adanya akta notaris, namun dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dinyatakan bahwa pendirian CV tidak mutlak harus dengan akta Notaris.

Pada saat para pihak sudah sepakat untuk mendirikan CV, maka dapat datang ke kantor Notaris dengan membawa KTP. Untuk pendirian CV, tidak diperukan adanya pengecekan nama CV terlebih dahulu. Oleh karena itu proses nya akan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan pendirian PT.

Namun demikian, dengan tidak didahuluinya dengan pengecekan nama CV, menyebabkan nama CV sering sama antara satu dengan yang lainnya.

Pada waktu pendirian CV, yang harus dipersiapkan sebelum datang ke Notaris adalah adanya persiapan mengenai:

  1. Calon nama yang akan digunakan oleh CV tersebut.
  2. Tempat kedudukan dari CV.
  3. Siapa yang akan bertindak selaku Persero aktif, dan siapa yang akan bertindak selaku persero diam.
  4. Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut (walaupun tentu saja dapat mencantumkan maksud dan tujuan yang seluas-luasnya).

Untuk menyatakan telah berdirinya suatu CV, sebenarnya cukup hanya dengan akta Notaris tersebut, namun untuk memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di daftarkan pada Pengadilan Negeri setempat dengan membawa kelengkapan berupa Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan.

Apakah akta, SKDP, NPWP dan pendaftaran pengadilan saja sudah cukup?

Sebenarnya semua itu tergantung pada kebutuhannya. Dalam menjalankan suatu usaha yang tidak memerlukan tender pada instansi pemerintahan, dan hanya digunakan sebagai wadah berusaha, maka dengan surat-surat tersebut saja sudah cukup untuk pendirian suatu CV. Namun, apabila menginginkan ijin yang lebih lengkap dan akan digunakan untuk keperluan tender, biasanya dilengkapi dengan surat-surat lainnya yaitu:

  1. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
  2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
  3. Tanda Daftar Perseroan (khusus CV)
  4. Keanggotaan pada KADIN Jakarta.

Pengurusan ijin-ijin tersebut dapat dilakukan bersamaan sebagai satu rangkaian dengan pendirian CV dimaksud, dengan melampirkan berkas tambahan berupa:

  1. Copy kartu keluarga Persero Pengurus (Direktur) CV
  2. Copy NPWP Persero Pengurus (Direktur) CV
  3. Copy bukti pemilikan atau penggunaan tempat usaha, dimana :
    1. apabila milik sendiri, harus dibuktikan dengan copy sertifikat dan copy bukti
      pelunasan PBB th terakhir
    2. apabila sewa kepada orang lain, maka harus dibuktikan dengan adanya perjanjian sewa menyewa, yang dilengkapi dengan pembayaran pajak sewa (Pph) oleh pemilik tempat. Sebagai catatan berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta, untuk wilayah Jakarta, yang dapat digunakan sebagai tempat usaha hanyalah Rumah toko, pasar atau perkantoran. Namun ada daerah-daerah tertentu yang dapat digunakan sebagai tempat usaha yang tidak membahayakan lingkungan, asalkan mendapat persetujuan dari RT/RW setempat.
  4. Pas photo ukuran 3X4 sebanyak 4 lembar dengan latar belakang warna merah.

Jangka waktu pengurusan semua ijin-ijin tersebut dari pendirian sampai dengan selesai lebih kurang selama 2 bulan.

Contoh Proposal Pendirian Usaha (CV) : Warnet

Nama Usaha

Usaha yang  akan dikembangan diberi nama “NET” dengan badan usaha berbentuk CV yang didaftarkan ke notaris sehingga memiliki badan hukum yang tetap.

Rencana Lokasi Usaha

Rencana lokasi operasional usaha akan ditempatkan didaerah yang memeuhi syarat sebagai berikut :

  • Lokasi dekat dengan kawasan pendidikan baik itu perguruan tinggi, Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Pertama
  • Lokasi berada di pusat keramaian, misalnya di pasar dan perkantoran
  • Lokasi berada ditengah kawasan penduduk.

Lokasi yang kami prioritaskan adalah di Pasar Lemabang, dengan pertimbangan :

  • Dilokasi tersebut belum terdapat warnet dalam radius 2 KM
  • Lokasi dekat dengan beberapa perguruan tinggi
  • Disekitar lokasi terdpat beberapa sekolah, antara lain : SMUN 5 Palembang, SMUN 7 Palembang, SMU Binawarga Palembang, dan beberapa SMP, SMU dan SMK lainnya.
  • Lokasi berada di kawasan yang ramai
  • Lokasi berada pada perumahan penduduk

Target Pelanggan

Target pelanggan warnet ini adalah : pelajar dan mahasiwa disekitarnya. Mereka adalah menggunakan internet selain untuk mengerjakan tugas dan berkirim surat elektronik (e-mail), yaitu hiburan juga yang frekwensinya cukup tinggi. Umumnya mereka hanya membuka program chatting dan situs-situs jejaring sosial yang sedang marak saat ini.

Jenis Usaha

Jenis  usaha yang direncanakan sesuai dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki adalah :

  • Warnet (konsentrasi pada bulan pertama)
  • Training internet lepas (pada bulan ke-2)
  • Service komputer (pada bulan ke-3)
  • Penjualan Voucer Handphone (pada bulan ke-4)
  • Digital Printing (pada bulan ke-5)
  • Video Shooting dan Transfer VCD (pada bulan ke-6)
  • Training komputer (paket 1 atau 2 bulan) (pada bulan ke-7)
  • Dan lain sebagainya, disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan anggaran yang tersedia.

Target kami adalah setiap bulan menambah cabang usaha baru, walau tidak menutup kemungkinan pada bulan yang sama ddirikan bebapa cabang usaha sekaligus.

Keunggulan Kami

Kami memiliki keunggulan antara lain :

1.   Semua instalasi software, jaringan LAN, router dan proxy server dapat kami lakukan sendiri, dengan demikian tidak perlu menganggarkan dana untuk jasa dari pihak ketiga.

2.   Kami sudah berpengalaman memberikan bantuan jasa konsultasi dan pekerjaan teknis untuk pendirian warnet diantaranya adalah : Warnet LaaTazan di Plaju, Warnet Polycom di bukit, Warnet An-Najm di Samping Bina Husada Jalan Merdeka Palembang.

3.   Kami juga sudah sangat sering mengadakan pelatihan internet dan website kepada pelajar dan mahasiswa dengan kerja sama dengan organsasi ekskul sekolah atau senat mahasiswa.

Perangkat Keras dan Lunak

Perangkat keras yang akan digunakan dalam komputer ini adalah :

  • Komputer Pentium 3 built up second sebanyak 10 unit, server Pentium 4 1 unit dan komputer Pentium 4 untuk billing 1 unit beserta perangkat jaringan.
  • Koneksi internet menggunakan Wireless dengan kecepatan 64 kbps dengan rasio 1:1
  • Sistem operasi yang akan digunakan adalah Windows XP.

Modal dan Keuntungan

Modal yang kami butuhkan untuk medirikan warnet ini plus biaya operasioanl selama 1 bulan pertama adalah  Rp 55.000.000,- dengan perkiraan laba bersih minimal Rp 6.000.000,- per bulannya. Sehingga usaha diperkirakan akan BEP pada bulan ke (10) sebelas (dengan asumsi 1 bulan pertama belum mendapatkan keuntungan maksimal).

Sedangkan modal untuk usaha selain warnet adalah mengambil dari beberapa sumber antara lain :

  • penambahan modal oleh pemodal.
  • keuntungan bulanan pemodal, bila pemodal ingn menambah investasi.
  • keuntungan bulanan pengelola, bila pengelola ingin ikut menanam saham.
  • dari pemodal lain yang ingin ikut andil menanamkan saham.
  • dari dana penyusutan barang yang ternyata tidak terpakai. (dana penyusutan ini tetap dianggap sebagai dana dari pemodal).

Bagi Hasil

Prosentase bagi hasil yang kami tawarkan adalah 40% untuk pemodal dan 60% untuk pengelola, dengan demikian pemodal diperkirakan akan mendapatkan keuntungan sedikitnya Rp 2.400.000,- perbulan. Dengan demikian diperkirakan pemodal akan balik modal paling lama 24 bulan.

Biaya Penyusutan

Pada prinsipnya jumlah aset pemodal adalah sama baik pada saat pendirian usaha maupun pada tahun ke 1, ke2 , dst, Karena kami menganggarkan biaya penyususutan sebesar 2,5% perbulan dari semua aset milik pemodal, dana penyusutan ini tetap menjadi milik pemodal sehingga total aset pemodal tetap walaupun nilai barang menjadi susut atau rusak.

Surat Perjanjian

    Demi keamanan investasi, kami menawarkan surat perjanjian yang ditandatangani oleh pemodal dan pengelola dan dibubui materai secukupnya agar mempunyai kekuatan hukum. Ketentuan dasar surat perjanjian kami sertakan dalam lampiran.

    Strategi Promosi

    Strategi yang akan kami jalankan pada perusahaan ini antara lain :

    • Bekerja sama dengan pihak sekolah dalam rangka mengadakan kerja sama pelatihan komputer dan internet.
    • Kami akan menjalankan kembali organisasi yang bergerak dibidang teknologi informasi yang akan menghimpun mahasiswa yang mempunyai keahlian dibidang komputer. Dengan strategi ini, kami menargetkan bisa mendapatkan tenaga freelancer untuk mempromosikan bisnis ini, aset untuk tenaga pengajar dan dapat mengerjakan proyek-proyek IT

    Penutup

    Demikian proposal yang kami buat, semoga langkah ini dapat turut andil dalam mencerdaskan bangsa dan memberikan lapangan pekerjaan dan memajukan ekonomi Indonesia. Terimakasih.





    Cyber Law

    15 04 2010

    Perbandingan Cyber Law, Computer Crime Act (Malaysia), Council of Europe Convention on Cyber Crime

    Pesatnya Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada era saat ini dalam pemanfaatan jasa internet juga mengundang perkembangan terjadinya kejahatan internet.

    Cybercrime merupakan perkembangan dari komputer crime. Dijelaskan bahwa konsep hukum cyberspace, cyberlaw dan cyberline yang dapat menciptakan komunitas pengguna jaringan internet yang luas (60 juta), yang melibatkan 160 negara telah menimbulkan kegusaran para praktisi hukum untuk menciptakan pengamanan melalui regulasi, khususnya perlindungan terhadap milik pribadi. John Spiropoulos mengungkapkan bahwa cybercrime juga memiliki sifat efisien dan cepat serta sangat menyulitkan bagi pihak penyidik dalam melakukan penangkapan terhadap pelakunya.

    Cyberlaw adalah sebuah istilah atau sebuah ungkapan yang mewakili masalah hukum terkait penggunaan aspek komunikatif, transaksional, dan distributif, dari teknologi serta perangkat informasi yang terhubung ke dalam sebuah jaringan atau boleh dikatakan sebagai penegak hukum dunia maya. Beberapa topik utama diantaranya adalah perangkat intelektual, privasi, kebebasan berekspresi, dan jurisdiksi, dalam domain yang melingkupi wilayah hukum dan regulasi.

    Council of Europe Convention on Cybercrime (COECCC) merupakan salah satu contoh organisasi internasional yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan di dunia maya, dengan mengadopsikan aturan yang tepat dan untuk meningkatkan kerjasama internasional dalam mewujudkan hal ini.

    Jadi diantara ketiga definisi tersebut mempunyai hubungan yang saling berkaitan, yaitu untuk cybercrime merupakan perkembangan dari kejahatan komputer, cyberlaw merupakan undang-undang penegakan hukumnya,  sedangkan Council of Europe Convention on Cybercrime adalah organisasi internasional yang mewadahi semua itu

    Menurut definisi dari Cyberlaw itu sendiri, Cyberlaw mencakup berbagai isu politik dan hukum yang berkaitan dengan Internet dan teknologi komunikasi lainnya, termasuk kekayaan intelektual, privasi, kebebasan berekspresi, dan yurisdiksi. Definisi lainnya adalah Bidang hukum yang berhubungan dengan penggunaan komputer dan internet dan pertukaran informasi komunikasi dan atasnya, termasuk isu-isu terkait tentang komunikasi dan informasi seperti perlindungan hak kekayaan intelektual, kebebasan berbicara, dan akses publik terhadap informasi.
    Persoalan selanjutnya adalah apakah di kawasan Eropa dan Asia terdapat Cuberlaw yang diperuntukkan untuk para pengguna internet seperti kita ini. Ternyata di negara berkembang seperti eropa dan asia mempunyai UU cyberlaw yang lengkap atau telah melebihi dari kita bangsa indonesia yang baru 2 tahun ini diberlakukan yaitu UU ITE. Meskipun terdapat pro dan kontra terhadap pelaksanaannya.
    Marilah kita sejenak melihat UU yang ada di beberapa negara dikawasan asia dan eropa. Di Malaysia memiliki Computer Crime Act (Akta Kejahatan Komputer) dan Digital Signature Act (Akta Tandatangan Digital) tahun 1997, Communication and Multimedia Act (Akta Komunikasi dan Multimedia) tahun 1998. Singapore memiliki The Electronic Act (Akta Elektronik) tahun 1998, Electronic Communication Privacy Act (Akta Privasi Komunikasi Elektronik) tahun 1996. Guna memerangi pornografy, Amerika mempunyai US Child Online Protection Act (COPA), US Child Pornography Protection Act, US Child Internet Protection Act (CIPA), US New Laws and Rulemaking.

    Lalu hikmah apa yang dapat kita angkat dari UU yang ada di beberapa negara di kawasan Eropa dan Asia tersebut. Yaitu Marilah kita mensyukuri terhadap UU ITE yang ada di negara kita ini, bahwa seluruh pengguna internet di Indonesia memiliki sebuah payung hukum yang dapat kita gunakan dalam seluruh pelaksanaannya

    (Sumber : bpkp.go.id)





    IT Forensic

    15 04 2010

    IT Audit & Forensic

    IT Audit

    • Latar Belakang:

    –        ICT telah dimanfaatkan sedemikian (i) luas dan (ii) dalam, dan banyak institusi / organisasi bergantung pada ICT, sehingga resiko bisnis semakin besar

    • Definisi:

    –        Penilaian / pengujian kontrol dalam sistem informasi atau infrastruktur teknologi informasi

    • Proses IT Audit:

    –        Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti bagaimana sistem informasi dikembangkan, dioperasikan, diorganisasikan, serta bagaimana praktek dilaksanakan:

    • Apakah IS melindungi aset institusi: asset protection, availability
    • Apakah integritas data dan sistem diproteksi secara cukup (security, confidentiality )?
    • Apakah operasi sistem efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi, dan lain-lain (coba cari pertanyaan2 lain)
    • Stakeholders:

    –        Internal IT Deparment

    –        External IT Consultant

    –        Board of Commision

    –        Management

    –        Internal IT Auditor

    –        External IT Auditor

    • Kualifikasi Auditor:

    –        Certified Information Systems Auditor (CISA)

    –        Certified Internal Auditor (CIA)

    –        Certified Information Systems Security Professional (CISSP)

    –        dll

    • Output Internal IT:

    –        Solusi teknologi meningkat, menyeluruh & mendalam

    –        Fokus kepada global, menuju ke standard2 yang diakui

    • Output External IT:

    –        Rekrutmen staff, teknologi baru dan kompleksitasnya

    –        Outsourcing yang tepat

    –        Benchmark / Best-Practices

    • Output Internal Audit & Business:

    –        Menjamin keseluruhan audit

    –        Budget & Alokasi sumber daya

    –        Reporting

    Metodologi & Framework

    • Framework Besar:
    1. IT Audit
    2. Analisis Resiko berdasarkan hasil audit
    3. Memeriksa “kesehatan” system & security benchmarking terhadap sistem yang lain / standard
    4. Hasil dari ketiganya (1,2,3) melahirkan konsep keamanan sistem Informasi
    5. Hasil dari konsep keamanan: panduan keamanan sistem (handbook of system security)

    COBIT

    • Dikembangkan oleh ISACA
    • Membantu dalam implementasi sistem kontrol di sistem IT
    • (mungkin) cocok untuk self-assesement tapi kurang cocok untuk mengembangkan buku petunjuk keamanan sistem
    • Dokumentasi detail kurang
    • Tidak begitu user-friendly

    BS 7799 – Code of Practice

    • Code of Practice for Inform. Security Management
    • Dikembangkan oleh UK, BSI: British Standard
    • Security baseline controls:

    –        10 control categories

    –        32 control groups

    –        109 security controls

    –        10 security key controls

    • Kategori kontrol:

    –        System access control

    –        Systems development & maintenance

    –        Business continuity planning

    –        Compliance

    –        Information security policy

    –        Security organization

    –        Assets classification & control

    –        Personnel security

    –        Physical & environmental security

    –        Computer & network management

    • Digunakan untuk self-assasement: konsep keamanan dan kesehatan sistem
    • Tidak ada metodologi evaluasi dan tidak diterangkan bagaimana assemen thd keamanan sistem
    • Sangat user-friendly sangat mudah digunakan (menurut yang sudah menggunakan)

    BSI (Bundesamt für Sicherheit in der Informationstechnik)

    • IT Baseline Protection Manual (IT- Grundschutzhandbuch )
    • Dikembangkan oleh GISA: German Information Security Agency
    • Digunakan: evaluasi konsep keamanan & manual
    • Metodologi evaluasi tidak dijelaskan
    • Mudah digunakan dan sangat – detail – sekali
    • Tidak cocok untuk analisis resiko
    • Representasi tdk dalam grafik yg mudah dibaca
    • IT security measures
    • Safeguards catalogue
    • Threats catalogue
      • 5 categories of threats
    • Security Measures (example):
    • 7 areas
    • 34 modules (building blocks)
    • 6 categories of security measures

    –        Protection for generic components

    –        Infrastructure

    –        Non-networked systems

    –        LANs

    –        Data transfer systems

    –        Telecommunications

    –        Other IT components

    • Komponen generik:

    –        Organisation

    –        Personnel

    –        Contingency Planning

    –        Data Protection

    • Infrastruktur:

    –        Buildings, Cabling, Rooms, Office, Server Room, Storage Media Archives, Technical Infrastructure Room, Protective cabinets, Home working place

    • Human error

    ITSEC, Common Criteria

    • ITSEC: IT Security Evaluation Criteria
    • Developed by UK, Germany, France, Netherl. and based primarily on USA TCSEC (Orange Book)
    • Based on systematic, documented approach for security evaluations of systems & products
    • Common Criteria (CC)
    • Developed by USA, EC: based on ITSEC
    • ISO International Standard
    • Evaluation steps:
      • Definition of functionality
      • Assurance: confidence in functionality

    Komparasi Metodologi

    • Standardisation
    • Ease of use
    • Independence
    • Update frequency
    • CobiT
    • Certifyability
    • BS 7799
    • BSI
    • ITSEC
    • Applicability in practice
    • Efficiency
    • Presentation of results
    • Adaptability

    19 Langkah Umum Audit TSI

    • Kontrol lingkungan:
    1. Apakah kebijakan keamanan (security policy) memadai dan efektif ?
    2. Jika data dipegang oleh vendor, periksa laporan ttg kebijakan dan prosedural yg terikini dr external auditor
    3. Jika sistem dibeli dari vendor, periksa kestabilan finansial
    4. Memeriksa persetujuan lisen (license agreement)
    • Kontrol keamanan fisik:
    1. Periksa apakah keamanan fisik perangkat keras dan penyimpanan data memadai
    2. Periksa apakah backup administrator keamanan sudah memadai (trained,tested)
    3. Periksa apakah rencana kelanjutan bisnis memadai dan efektif
    4. Periksa apakah asuransi perangkat-keras, OS, aplikasi, dan data memadai
    • Kontrol keamanan logikal:
    1. Periksa apakah password memadai dan perubahannya dilakukan reguler

    10.  Apakah administrator keamanan memprint akses kontrol setiap user

    11.  Memeriksa dan mendokumentasikan parameter keamanan default

    12.  Menguji fungsionalitas sistem keamanan (password, suspend userID, etc)

    13.  Memeriksa apakah password file / database disimpan dalam bentuk tersandi dan tidak dapat dibuka oleh pengguna umum

    14.  Memeriksa apakah data sensitif tersandi dalam setiap phase dalam prosesnya

    15.  Memeriksa apakah prosedur memeriksa dan menganalisa log memadai

    16.  Memeriksa apakah akses kontrol remote (dari tempat yang lain) memadai: (VPN, CryptoCard, SecureID, etc)

    • Menguji Kontrol Operasi:

    17.  Memeriksa apakah tugas dan job description memadai dalam semua tugas dalam operasi tsb

    18.  Memeriksa apakah ada problem yang signifikan

    19.  Memeriksa apakah kontrol yang menjamin fungsionalitas sistem informasi telah memadai

    IT Forensic

    • Bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta obyektif dari sebuah insiden / pelanggaran keamanan sistem informasi
    • Fakta-fakta tersebut setelah diverifikasi akan menjadi bukti-bukti (evidence) yang akan digunakan dalam proses hukum
    • Metodologi umum dalam proses pemeriksaan insiden sampai proses hukum:
    1. Pengumpulan data/fakta dari sistem komputer (harddisk usb-stick, log, memory-dump, internet, dll) – termasuk di dalamnya data yang sdh terhapus
    2. Mendokumentasikan fakta-fakta yang ditemukan dan menjaga integritas data selama proses forensik dan hukum dengan proteksi fisik, penanganan khusus, pembuatan image, dan menggunakan algoritma HASH untuk pembuktian / verifikasi
    3. Merunut kejadian (chain of events) berdasarkan waktu kejadian
    4. Memvalidasi kejadian2 tersebut dengan metode “sebab-akibat”
    5. Dokumentasi hasil yang diperoleh dan menyusun laporan
    6. Proses hukum (pengajuan delik, proses persidangan, saksi ahli, dll)

    Kebutuhan

    • Hardware:

    –        Harddisk IDE & SCSI kapasitas sangat besar, CD-R, DVR drives

    –        Memori yang besar (1-2GB RAM)

    –        Hub, Switch, keperluan LAN

    –        Legacy hardware (8088s, Amiga, …)

    –        Laptop forensic workstations

    • Software:

    –       Viewers (QVP http://www.avantstar.com/, http://www.thumbsplus.de/

    –        Erase/Unerase tools Diskscrub/Norton utilities)

    –        Hash utility (MD5, SHA1)

    –        Text search utilities (dtsearch http://www.dtsearch.com/)

    –        Drive imaging utilities (Ghost, Snapback, Safeback,…)

    –        Forensic toolkits : Unix/Linux: TCT The Coroners Toolkit/ForensiX , Windows: Forensic Toolkit

    –        Disk editors (Winhex,…)

    –        Forensic acquisition tools (DriveSpy, EnCase, Safeback, SnapCopy,…)

    –        Write-blocking tools (FastBloc http://www.guidancesoftware.com) untuk memproteksi bukti-bukti

    Forensik

    • Prinsip:

    –        Forensik bukan proses Hacking

    –        Data yang didapat harus dijaga jgn berubah

    –        Membuat image dari HD / Floppy / USB-Stick / Memory-dump adalah prioritas tanpa merubah isi, kadang digunakan hardware khusus

    –        Image tsb yang diotak-atik (hacking) dan dianalisis – bukan yang asli

    –        Data yang sudah terhapus membutuhkan tools khusus untuk merekonstruksi

    –        Pencarian bukti dengan: tools pencarian teks khusus, atau mencari satu persatu dalam image

    Kesimpulan

    • CobiT: Metode audit untuk semua proses IT
    • ITSEC, CC: Pendekatan evaluasi yang sistematik
    • BS7799, BSI:

    –        Evaluasi yang detail dan digunakan sebagai dokumentasi “best-practice”

    –        Detailed audit plans, checklists, tools for technical audits (operating systems, LANs, etc.)

    • IT Forensik:

    –        Ilmu yang berhubungan dengan pengumpulan fakta dan bukti pelanggaran keamanan sistem informasi serta validasinya menurut metode yang digunakan (misalnya metode sebab-akibat)

    –        Memerlukan keahlian dibidang IT ( termasuk diantaranya hacking) – dan alat bantu (tools) baik hardware maupun software

    • Auditor dan Dokter-komputer-forensik: penuh dengan tanggungjawab dan harus independen, diasses secara formal

    (Sumber : Avinanta Tarigan)





    Curriculum Vitae

    14 04 2010

    Curriculum Vitae yang lebih akrab kita sebut dengan CV adalah suatu halaman yang berisi tentang data pribadi, background sekolah, pengalaman kerja dan lain sebagainya yang ditujukan untuk melamar suatu pekerjaan. Dengan kata lain CV adalah lembaran berisi riwayat pendidikan dan pekerjaan serta catatan prestasi

    Kesalahan umum pembuatan Cover Letter dan Curriculum Vitae ( Surat Lamaran )

    Berulang kali recruitment dan seleksi sudah saya lakukan, dan sampai hari ini masih. Dan masih pula banyak sekali kesalahan yang dibuat para pelamar dalam membuat surat lamaran. Saya memperhatikan tanggal terakhir mereka bekerja (kalau sudah pernah b ekerja) dan tanggal wisuda mereka. Untuk yang fresh graduate selalu saya ada sedikit belas kasihan dengan menurunkan standar kecepatan baca saya dan standar nilai yang saya tetapkan untuk memasuki proses panggilan. Lumrah ketika mereka masih belum berpengalaman membuat surat. Tetapi yang memprihatinkan adalah mereka yang sudah berbulan-bulan tidak bekerja (atau mungkin kerja tapi tidak dicantumkan) bahkan bertahun-tahun. Saya perhatikan mereka sepertinya tidak akan pernah belajar dari pengalaman yang sudah-sudah bagaimana mereka masih ditolak. Seharusnya mereka segera mengevaluasi surat-surat yang mereka bikin yang telah membuat mereka tidak diterima sampai hari ini. Ada beberapa yang saya lihat pandai secara akademik dan mahir dalam beberapa hal, tetapi mereka sangat parah dalam menjual diri mereka.

    Saya jadi mikir, besok universitas multimedia yang saya dirikan , mungkin harus ada matakuliah pilihan yang mengajarkan cara membuat surat lamaran. Banyak sekali pendidikan bagus yang mencetak orang-orang hebat tetapi tidak membekali orang-orang hebat itu keperluan untuk mencari kerja dengan lebih mudah. Supaya mereka tahu, bukan saja IP diatas 3 bahkan saya sering sekali menemukan 3.5 lebih tetapi masih berlepotan dalam membuat surat mereka. Apakah mereka diajarkan untuk selalu mengunakan otak kiri saja selama kuliah tetapi tidak pernah mengangajarkan nilai kreatifitas otak kanan ? sangat tidak kreatif, kaku dan tidak menjual sama sekali. Mungkin seandainya saya tidak menurunkan standar saya dalam membaca CL dan CV , saya akan banyak melewatkan orang-orang hebat itu dalam jajaran staff saya. Sehingga kadang sampai 2 hari waktu yang saya habiskan untuk benar-benar mau membaca dari ratusan surat yang masuk (masih ratusan tetapi per bagian).

    KEGILAAN ADALAH KETIKA KITA MELAKUKAN HAL YANG SAMA TERUSMENERUS DAN MENGHARAPKAN HASIL YANG BERBEDA. (Albert Einstein)

    Jadi kalau ada orang yang selalu mengirimkan surat yang sama bertahun-tahun dan masih tidak diterima sebenarnya adalah orang itu dianggap gila (oleh Einstein tentunya …..) Kenapa semua tidak mencoba mengevaluasi apa yang mereka tuliskan , kenapa mereka tidak diterima, kenapa mereka masih menggunakan surat dan kata-kata yang sama. Cobalah dirubah dan siapa tahu mendapatkan hasil yang berbeda.

    Dari pemikiran ini saya coba untuk menuliskan beberapa hal kesalahan yang masih sering dilakukan. Lucunya saya sudah pernah menuliskan dalam cara membuat CV dan CL bahkan dalam tips dalam mengerjakannya. Mungkin dengan bahasa yang terbalik akan lebih mudah dicerna.

    Kesalahan umum yang banyak dilakukan oleh para pencari kerja adalah :

    1. Terlalu singkat dalam membuat CL. Ada sekitar 30% surat masuk ke kami selalu sangat ramping di halaman depan. Mereka bahkan dari surat yang sangat minim itu hanya menginformasikan sumber informasi lowongan (kadang malah tidak ada) , dan nama, alamat, tempat tanggal lahir dan pendidikan terakhir.Dan masih pula mencantumkan point-point tentang lampiran yang sedemikian panjang sehingga kata yang tersisa yang menggambarkan para pelamar adalah hanya“Dengan ini memberanikan diri untuk mengisi lowongan” atau“Saya dapat berkeja dalam team, disipiln, jujur dan bertanggung jawab” atau“pernah bekerja di perusahaan XXX” atau

      Malah kata pemberitahuan “mengajukan mengisi lowongan tersebut” dan ….langsung menyebutkan sederet lampiran panjang . Yang langsung ditutup dengan kata-kata

      “atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih”

      Hormat kami …. bla bla bla…

      Lha itu kapan jualannya ? sama sekali tidak menjual, tidak mengundang orang untuk menawari wawancara, tidak powerfull dan tidak membuat orang membuka halaman berikut. Langsung lamaran berikut dan kadang malah langsung masukan kotak kardus yang akan di jadikan sumber kertas orek-orekan. Jadi no 2 kesalahan umum adalah

    1. Tidak mencantumkan keunggulan, skill, kelebihan, daya tarik anda, keterbedaan anda dibandingkan dengan yang lain. Anda tidak punya daya tarik maka dengan mudah para recruiter akan langsung menggeser anda ke kotak. Coba bayangkan ada orang menawarkan sebuah barang tanpa tahu kegunaan dan keunggulan dari produk tersebut , apakah anda mau membelinya ? Kalau anda tidak mau membelinya kenapa anda masih tidak menunjukan keunggulan dan kelebihan-kelebihan anda ?
    2. Tidak mengkorelasikan semua pengalaman dan skill / kemampuan sesuai dengan bidang yang akan dilamar. Sering sekali saya mendapatkan seorang mantan sales / marketing yang mempunyai sederet pengalaman di banyak perusahaan otomotif melamar sebagai staff administrasi universitas saya. Hebat lagi ada pengalaman tentang sorang yang sudah lama di bidang collector di leasing mengajukan diri menjadi staff akademik. Wah… sebentar, bukannya menutup peluang dari keinginan untuk mendaftar di posisi yang sangat anda dambakan tetapi tolong deh di tulis semua syarat dan pengalaman yang mendukung di dunia akademik. Siapa tahu collector tersebut mempunyai keahlian sebagai admin, pernah kursus tentang admin, pernah menjadi pengajar, atau memang mempunyai pengalaman akademik yang didukung oleh bukti yang jelas. Sehingga mempunyai nilai lebih.
    3. Mengkopi paste semua… bahkan sering hanya mengganti judul dan isinya sama. Paling parah adalah surat lamaran titik-titik. Sebuah surat umum yang telah anda persiapkan teapi pada bagian nama dan perusahaan anda kasih space kosong. Jadi ditulis dengan tangan untuk kepada dan nama perusahaannya. Jelas pasti di coret di babak pertama. Orang malas kok diterima, tidak mungkin. Pastikan selalu membuat cover letter dan CV baru yang relevan dengan pekerjaan yang akan dituju. Tidak perlu murni baru tetapi yang penting relevan dengan pekerjaan yang dicari. Sering sekali saya mendapatkan surat lamaran yang alamat yang dituju benar tetapi untuk jabatan saya tidak ada dalam daftar lowongan saya. Kayanya lupa mengganti pada bagian jabatannya. Kenapa saya harus terima orang yang tidak teliti, mau gampang saja dan tentu saja malas, tidak kreatif bla bla bla…
    4. Ukuran kertas tolong yang enak dong, jangan seenaknya bikin ukuran standar sendiri. Kalau saya cenderung A4 dan sedikit lebih tebal. Kalau perlu kertas tebal yang ada garis-garis tipis lembut seperti kertas referensi kerja. Mungkin mahal tetapi setidaknya sudah membuat orang berpikir bahwa ini orang berani keluar biaya, dia total dalam menjual dirinya untuk memberikan yang terbaik. Toh juga cuman CL sebanyak 1 lembar dan CV sebanyak 3 lembar maksimal. Jangan pelit-pelit jual diri anda dan berikan yang terbaik
    5. Rapi….. udah photo nya di staples dan kertas tidak disusun rapi sudah langsung maen di staples. Jadinya kertasnya pinggir tidak rata sama, ada yang kertasnya keluar-keluar sendiri. Masih ditambah urutan baca yang terbalik balik. Kadang kertas itu panoramic, memanjang. Nah baca kita itu kertasnya bagian bawah menghadap kiri atau kanan. Harus seragam, kanan ya kanan semua dan kiri ya kiri semua. Sering sekali saya mendapatkan dalam 1 lamaran yang sama, tetapi cara baca saya kepalanya harus tengleng ke kanan dan halaman berikut sudah harus tengleng ke kiri. Karena kalo saya balik balik saya malah repot sekali. Kalau sudah capek, caranya lebih cepat, lihat berantakan langsung saja masuk ke kotak.
    6. Tidak usah banyak-banyak lampirannya. Lampirkan yang relevan saja. Tapi saya suka lho kalau ada yang daftar tebal-tebal, melampirkan semua ijasah yang dipunya. Kalau perlu ijasah SD , sertifikat lomba nyanyi tingkat RT atau bahkan akte kelahiran juga boleh. Jangan ketawa…. beneran saya pernah dapat sekalian kartu keluarganya, piagam deklamasi juga disertakan. Saya senang karena dapat kulakan kertas orek-orekan yang sangat banyak. Banyak lampiran yang tidak ada korelasinya hanya akan membuat dongkol recruiter dan mempercepat pilihan untuk segera menyingkirkan lamaran anda,sehingga membuat beberapa keahlian sebenernya dari anda tidak terbaca dengan baik.
    7. Jangan tulis tangan kalau tulisan anda jelek. Saya tetap sangat menganjurkan untuk rekan-rekan menulis tangan di jaman modern ini ….tetapi kalau tulisan anda sangat rapi dan sangat enak dibaca. Selebihnya  saya sarankan jangan. Bukan masalah ilmu membaca tulisan tangan tetapi menunjukan seberapa rapinya anda, seberapa tinggi nilai jual anda yang dapat anda berikan. Pernah saya dapat, menuliskan sampai ke CV nya. Dalam folio bergaris lagi, dan tulisannya miring. Tapi saya salut…. saya suka yang PD ….tapi tetap tidak saya panggil, saya cukup salut saja.
    8. Sebutkan dengan jelas apa yang anda mau lamar. Semisal dalam suatu recruitmen ada banyak pekerjaan yang ditawarkan, jangan kemaruk dengan menyebutkan lebih dari satu pekerjaan yang anda inginkan. Itu hanya akan menunjukan seberapa anda tidak konsisten dan tidak bisa menilai diri sendiri, bagian mana yang paling hebat dari diri anda sendiri. Kalau berdasarkan pengalaman saya, saya bisa tahu dimana pelamar akan saya tempatkan berdasarkan kualifikasi kemampuan yang dia miliki. Tidak selalu pada posisi yang dia lamar dan inginkan, kalau memang mampu kenapa tidak. Banyak marketing saya, adalah pelamar seketari. Dan terbukti dari mereka mampu menjual lebih banyak dari pada para pelamar pekerjaan marketing.
    9. Foto …..wah ini yang rada puyeng. Sejujurnya saya suka foto cantik-cantik, ganteng-ganteng …tapi jangan  kelewat gaul abis pada pekerjaan yang tidak sesuai. Semisal saya buka lowongan accounting tetapi foto yang saya dapatkan adalah foto untuk foto model. Gaya menyamping, rambut sliwir menutupi mata satu, pake gincu tebal, kadang blush on tidak sesuai…. dan kaca mata hitam dikasih di atas rambut …wah ini kok malah kaya ledhek munyuk ya?  Masih bica cantik dan ganteng dengan pose standar pas foto. Yang penting berwarna. Ukuran saya sarankan 4×6 biar jelas, biar mereka bisa melihat seberapa ganteng dan cantiknya anda. Jangan hitam putih… kaya nya udah ga jaman lagi (kecuali memang diminta). Pernah cowok, pake baju ketat dada agak dibuka dan bergaya seperti artis, mungkin lebih cocok kerja di karaoke ya. Boleh bergaya tetapi sepatutnya saja.
    10. Foto tolong yang terbaru. Jangan foto anda wisuda tp 10th yang lalu, itu namanya penipuan. Yang cetakannya cerah, tidak kusam, tidak lengket di kertas atau plastiknya (pas ditarik jadi lecet dan foto anda jadi hilang sebagian warnanya) . Pleeeeasee jangan di steples foto anda. Itu wajah anda, itu aset anda berharga, bagai mana anda bisa menghargai perusahaan seandainya anda menghargai diri anda sendiri tidak bisa. Masukan plastik yang seukuran dan plastiknya saja yang di staples. Paling pas adalah plastik klip yang bisa buka tutup dan yang di staples bagian plastik belakangnya saja, sehingga seandainya photo akan diambil plastik dapat dibuka tetapi masih dapat tertutup rapi kembali.
    11. Seandainya berjilbab, pastikan foto anda juga berjilbab. Semisal tidak jangan mengirimkan foto berjilbab juga. Harus sesuai dengan kondisi terakhir anda. Sering sekali saya mendapatkan foto gadis tanpa jilbab tetapi yang datang menggunakan jilbab. Lha posisi yang di ajukan adalah marketing multimedia. Kadang ada even di club malam untuk setting alat dan ketemu klien apakah sesuai?  Pastikan foto anda adalah kondisi yang sebenarnya anda hari ini.
    12. Senyum. Ini sengaja saya bahas sendiri karena senyum adalah jendela hati. Saya bisa membaca garis hidup seseorang dari senyumnya saja. Orang yang setiap kali foto tersenyum mempunyai kecenderungan optimis, tahu kemampuan dirinya, percaya diri dan sanggup menghadapi tantangan apapun. Kalau anda terlihat sedih jelas kelihatan kalau anda orang yang selalu berkecenderungan untuk pesimis, tidak berani menghadapi tantangan, mudah menyerah, dan selalu meratapi hidup. Nah kalau tidak senyum dan tidak sedih, menurut saya orang biasa saja. Disini saya menekankan untuk anda bisa menjual diri anda , point paling penting adalah anda dapat menghargai diri anda sendiri dengan tersenyum. Tidak  100% benar, tetapi berdasarkan pengalaman saya kecenderungannya seperti ini.
    13. Tanda tangan. Ini cuman pandangan saya saja, tidak tahu benar atau tidak. Bahwa tanda tangan yang mantab dan besar selalu berkecenderungan orang nya percaya diri dan tahu apa yang dia lakukan. Berulang kali saya lihat banyak tanda tangan yang kecil, tidak menekan,  bahkan kadang bergetar. Apa masih takut tanda tangan ya? Kaya orang memalsukan tanda tangan saja, mesti bergetar dan tidak percaya diri. Mantab dan yakin!
    14. Foto kopi…. memang anda pasti foto kopi. Tetapi semisal hasil foto kopi anda buruk tolong minta diulang atau pindah tempat. Jangan memaksakan untuk mengirim foto kopian yang buram, tidak jelas, kabur , tipis , menggaris dll. Coba berikan yang terbaik maka anda akan mendapatkan yang terbaik.
    15. KTP. Saya tidak tahu apakah ini sedemikian penting lagi semisal info lengkap sudah terdapat di CV, tetapi semisal mau tetap dilampirkan saya harapkan untuk memotong rapi, dan di letakkan dibelakang foto. Semisal tidak dipotong alangkah baiknya diletakan di belakang sendiri, bersamaan dengan sim atau kartu-kartu yang lainnya.
    16. Urutan-urutan CV dan lampiran-lampiran harusnya sesuai. Jangan menempatkan kertas CV pada halaman terakhir, itu dipergunakan sebagai daftar isi lamaran anda, kok malah ditempatkan dibelakang sendiri. Orang tidak mau repot-repot memeriksa lampiran kalau sudah tidak menarik lagi dari CV nya. Begitu tidak lihat CV dan CL nya sedemikian buruknya biasanya langsung di geser saja. Hemat saya urutannya sebagai berikut (tetapi ini tetap hanya saran saya saja, tidak ada yang baku)
      1. Foto harus selalu paling depan
      2. Surat Lamaran atau cover letter (CL)
      3. Curriculum vitae (CV)
      4. Ijasah (saya sarankan bagian bawah panoramic berada disebelah kanan). Susunan data kumpulkan yang panoramic ke yang panoramic di bagian belakang. Sehingga dibagian depan adalah total adalah yang potrait (tegak), biar enak dibaca pewawancara/ recruiter.
      5. Lampiran-lampiran lain. Secukupnya dan yang relevan

    (Sumber : janganmenganggur.com)





    Surat Menyurat

    14 04 2010

    Surat adalah media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya.
    Surat yang baik memiliki ciri sbb:
    1)Tidak mengandung makna ganda
    2)Antara penerima dan pengirim memiliki maksud yang sama
    3)Sederhana
    4)Tepat menggunakan kata dalam pemakaiannya
    5)Tulisannya tersusun rapi dan berurutan
    Bahasa yang digunakan dalam surat,sebaiknya:
    1.Mengutamakan sama derajat
    2.Tegas
    3.Mudah dimengerti oleh pembaca
    4.Menggunakan bahasa yang sopan
    5.Jelas antara penulisan dan makna
    Adapun fungsi surat adalah sbb:
    1.Sebagai media komunikasi
    2.Sebagai bukti tertulis
    3.Sebagai pedoman kerja dan bertindak
    4.Sebagai wakil / duta organisasi
    5.Sebagai dokumentasi
    6.Sebagai alat pengingat
    7.Sebagai bukti historis dan bukti keamanan
    PENGGOLONGAN SURAT :
    Berdasarkan Wujud Surat.
    Kartu Pos(Terbuka).Pada umum nya berukuran 15×10 terbuat dari kertas karton.
    Warkat Pos(Terbuka).Wujudnya berupa lipatan kertas,bagian isi lipatan yang tertutup dan bagian alamat pada lipatan yang terbuka,lebih ekonomis.
    Memorandum/Memo.Digunakan oleh suatu kantor/instansi, biasanya dibuat oleh atasan utuk bawahannya.biasanya berisi,permintaan informasi, pemberian informasi, referensi, himbauan, peringatan, dan penugasan.
    Surat bersampul.Merupakan surat tertutup, karena yang mengetahui hanya pengirim dan penerima ,isinya biasanya rahasia.
    Berdasarkan isi surat:
    Surat Undangan Surat Pengumuman Surat Berita acara
    Surat Pengantar Surat Peringatan Surat Laporan
    Surat Pemberitahuan Surat Permohonan Ijin Surat Rekomendasi
    Surat Permohonan Bantuan Surat Perintah Surat Balasan
    Surat Keterangan Surat Perjanjian Surat Telegram
    Surat Tugas Surat Keputusan Surat Memo
    Surat Edaran Surat Pengusulan Nota Dinas
    Surat Pernyataan Surat Kuasa
    Dalam kaitannya dengan urusan bisnis dikenal adanya,
    Surat Bisnis
    Surat Permintaan Barang
    Surat Penawaran
    Surat Pemesanan
    Surat Penolakan Pesanan
    Surat Pengiriman
    Surat Perjanjian
    Dalam kepentingannya dengan pribadi/keluarga dikenal adanya,
    Surat Lamaran Kerja
    Surat Ucapan Selamat
    Surat Ucapan Terima Kasih
    Surat Ucapan Permintaan Maaf
    Surat Ucapan Belasungkawa
    Surat Ucapan Persahabatan
    Berdasakan Kepentingannya:
    Surat Dinas.
    Surat yang bersifat kedinasan baik dinas pemerintah maupun dinas swasta,biasanya bersifat resmi dan menggunakan bahasa Indonesia baku.
    Surat Niaga atau Surat Bisnis.
    Surat yang digunakan dalam dunia bisnis atau perniagaan,biasanya bersifat resmi namun tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia baku (fleksibel)
    Surat Pribadi.
    Surat yang digunakan untuk keperluan pribadi atau keluarga,sifatnya tidak resmi baik struktur surat, bahasa surat maupun penyampaiannya.Namun ada beberapa surat pribadi yang bersifat resmi,misalnya Surat Lamaran Kerja.
    Berdasarkan Jumlah Penerimanya.
    Surat Biasa.
    Surat yang dikirimkan oleh seseorang atau instansi kepada seseorang atau instansi lain.
    Surat Edaran.
    Surat yang dikirimkan untuk beberapaorang atau instansi, namum masih terbatas.
    Pengumuman.
    Surat yang ditujukan kepada khalayak ramai (beberapa orang atau instansi yang identitasnya tidak dapat ditunjukkan satu persatu.
    Berdasarkan Keamanan Isinya.
    Surat Biasa.
    Surat yang apabila dibaca oleh pihak lain tidak akan merugikan penerima atau pengirimnya,Misalnya: Surat Undangan dan Surat Edaran.
    Surat Rahasia.
    Surat yang isinya hanya boleh diketahui oleh pihak yang dituju,tidak boleh diketahui oleh pihak lain.Dan biasannya ditandai oleh kata”RAHASIA”atau disingkat”RHS”.
    Surat Sangat Rahasia
    Biasanya Surat ini berhubungan dengn keamanan Negara,Biasanya ditandai oleh kata.”Sangat Rahasia” atau disingkat “SRHS”.
    Berdasarkan Cara Penyampaiannya.
    Surat Biasa
    Surat seperti ini biasanya tidak memerlukan jawaban atau tanggapan dengan segera.Namun meskipun begitu,setiap surat harus ditanggapi dengan segera.
    Surat Segera.
    Surat yang harus segera ditanggapi oleh penerimanya.
    Surat Sangat Segera.
    Surat yang harus sesegera mungkin harus diketahui dan ditanggapi oleh penerimanya baik pengiriman maupun penyelesaiannya harus sesegera dilakukan,tidak boleh ditunda–tunda.

    (Sumber : id.shvoong.com)





    Rancangan Usulan Penelitian

    14 04 2010

    PEDOMAN PENYUSUNAN RANCANGAN USULAN PENELITIAN UNTUK DISERTASI

    I. PENDAHULUAN

    Rancangan usulan penelitian untuk disertasi, usulan penelitian untuk disertasi, dan disertasi sebenarnya menunjuk kepada satu hal yang sama, yaitu disertasi. Oleh karena itu hal-hal yang dituntut untuk rancangan usulan penelitian untuk disertasi dan dalam usulan penelitian untuk disertasi selalu menunjuk kepada apa yang dituntut untuk suatu disertasi. Kalau dilihat dari segi proses, rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan disertasi. Usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan disertasi adalah hasil akhirnya.

    Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang calon siap untuk memasuki tahap kandidat doktor dan mulai melakukan penelitian secara mandiri.

    II. UNSUR POKOK RANCANGAN USULAN PENELITIAN

    Rancangan usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :

    1. Bagian Awal
    1. Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
    1. Identitas penyusun rancangan.
    2. Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
    1. Bagian Utama

    Bagian utama meliputi :

    1. Rasional dari judul yang dipilih.
    2. Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
    3. Tujuan dan kegunaan penelitian.
    4. Kerangka pemikiran teoritis.
    5. Rancangan hipotesis, jika dipakai.
    6. Metode penelitian.
    7. Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
    8. Jadwal penelitian.
    1. Bagian Akhir
    1. Daftar pustaka sementara.
    2. Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.

    Uraian terperinci mengenai unsur-unsur pokok itu akan disaksikan pada Bab III.

    III. ISI RANCANGAN USULAN PENELITIAN

    1. Bagian Awal
    1. Judul

    Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :

    Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi

    1. Identitas Penulis

    Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.

    1. Tanggal Pengajuan, ditulis :

    Diajukan kepada Program Pascasarjana

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    pada tanggal

    ………………………….. 20………

    1. Bagian Utama
    1. Perumusan Masalah

    Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :

      1. Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
      2. Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
      3. Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.

    Rasional dari judul yang dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.

    1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.

    1. Kerangka Pemikiran Teoritis

    Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.

    1. Hipotesis

    Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.

    1. Metode Penelitian

    Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:

      1. Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
      2. Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
      3. Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.
      4. Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
      5. Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
      6. Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
      7. Rancangan aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
    1. Jadwal Penelitian

    Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

      1. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.
      2. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
      3. Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.
    1. Bagian Akhir
    1. Daftar Pustaka

    Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian. Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :

      1. Untuk buku :
    1. Nama penulis
      1. Tahun penerbitan
      2. Judul buku
      3. Nama penerbit
      4. Tempat penerbitan.
      1. Untuk jurnal :
      1. Nama penulis
      2. Tahun penerbitan
      3. Judul tulisan
      4. Nama jurnal
      5. Jilid ( dan nomor )
      6. Halaman.
      1. Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
      1. Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
    1. Daftar Riwayat Hidup

    Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :

      1. Nama lengkap dan derajat akademik
      2. Tempat dan tanggal lahir
      3. Pangkat dan jabatan
      4. Riwayat pendidikan tinggi
      5. Karya ilmiah
      6. Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
      7. Penghargaan ilmiah, bila ada.

    IV. BAHAN DAN FORMAT

    1. Bahan
    1. Rancangan usulan penelitian untuk disertasi ditulis pada kertas HVS 80, ukuran A4, dengan mempergunakan warna hitam.
    1. Tabel dan gambar, jika ada, disajikan pada kertas yang sama.
    1. Penyajian Naskah
    1. Pengetikan
      1. Rancangan usulan penelitian untuk disertasi diketik dengan jarak 1,5 spasi.
      2. Huruf yang digunakan huruf Times New Romans ukuran 12 point, 10 ketukan tiap inci.
      3. Untuk seluruh naskah dipergunakan tipe huruf yang sama.
      4. Lambang, huruf atau tanda yang tidak dapat dibuat dengan mesin tulis ditulis dengan rapi menggunakan tinta hitam. Kata asing ditulis dengan huruf Italic.
      5. Huruf kursif diganti dengan huruf biasa dengan diberi garis dibawahnya.
      6. Alenia baru diberi indensi (masuk) 5 ketukan.
    1. Jarak Tepi

    Ketikan terletak :

      1. Dari tepi atas : 4 cm
      2. Dari tepi bawah : 3 cm
      3. Dari tepi kiri : 4 cm
      4. Dari tepi kanan : 3 cm
    1. Nomor Halaman

    Halaman naskah rancangan usulan penelitian untuk disertasi dan rujukannya diberi nomor urut dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1. Semua nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 2,5 cm dari tepi atas.

    1. Tabel dan Gambar
      1. Tabel harus diketik dengan menggunakan tipe huruf yang sama dengan yang digunakan untuk mengetik keseluruhan naskah. Dalam hal pengetikan dilakukan dengan mesin tulis IBM atau sejenisnya, harus dipergunakan kepala mesin tulis yang sama. Bila pengetikan tidak mungkin, seperti misalnya lambang, huruf Yunani, penulisan hendaklah dilakukan dengan menggunakan tinta hitam.
      1. Tabel dan gambar diberi nomor dengan angka Arab.
    1. Berbagai Tingkatan Judul

    Berbagai tingkatan judul ditulis dengan cara sebagai berikut :

      1. Judul diketik dengan huruf kapital semua pada halaman baru dengan jarak 5 cm dari tepi atas dan dengan jarak yang seimbang dari tepi kiri dan kanan.
      2. Sub judul huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital, diletakkan seimbang dari tepi kiri dan kanan dan diberi garis bawah.
      3. Anak Sub judul ditulis mulai dari tepi sebelah kiri, huruf pertamanya diketik dengan huruf kapital dan diberi garis bawah.
      4. Judul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis seperti pada c, diikuti oleh kalimat berikutnya.
    1. Rujukan dan Kutipan

    Semua sumber pustaka yang dikutip (secara langsung atau tidak) dan dijadikan rujukan harus disebutkan. Cara menyebutkan sumber itu antara lain dengan menuliskan di dalam kurung : nama pengarang, tahun publikasi dan (kalau perlu) halaman yang dikutip atau yang dijadikan rujukan, kecuali kalau ada ketentuan lain menurut kebiasaan dalam suatu bidang ilmu tertentu. Jumlah halaman rancangan usulan penelitian berkisar antara 15 – 20 halaman.

    (Sumber : pasca.its.ac.id)





    Laporan Ilmiah

    14 04 2010

    Menyusun Laporan Ilmiah

    Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.

    Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah.

    1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.

    2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.

    3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.

    4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.

    5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.

    Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

    1. Bagian Pendahuluan, terdiri atas:

    a. Judul

    b. Kata Pengantar

    c. Daftar Isi

    2. Bagian Isi, terdiri atas:

    a. Pendahuluan

    b. Bahan dan Metode

    c. Hasil Kegiatan

    d. Pembahasan

    3. Bagian Penutup, terdiri atas:

    a. Daftar Pustaka

    b. Lampiran

    Berikut ini adalah beberapa langkah penulisan laporan ilmiah yang patut Anda perhatikan.

    1. Tuliskan outline secara sederhana dengan mengatur topik-topik dalam urutan yang logis, konsisten, dan sistematis.

    2. Kembangkan outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul, bagian, dan subbagian.

    3. Tuliskan hal yang akan diuraikan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian.

    4. Cantumkan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian beberapa tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik yang dapat melengkapi argumentasi dalam bahasan.

    5. Penulisan laporan mengacu pada outline yang sudah dilengkapi dengan tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik lain.

    6. Pada awal menulis, jangan terlalu memperhatikan gaya bahasa yang digunakan karena penulis harus langsung menuju sasaran untuk menyelesaikan draft pertama dari laporan lengkap.

    7. Gaya bahasa, sebaiknya, diperbaiki setelah draft pertama dari laporan lengkap selesai ditulis, dengan memerhatikan:

    a. konsistensi dan kesinambungan materi;

    b. menghilangkan pengulangan makna kalimat agar kalimat menjadi jelas dan tulisan menjadi ringkas; dan

    c. memperhatikan cara penulisan rujukan.

    Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat penulisan rujukan atau daftar pustaka.

    Laporan ilmiah, biasanya, dilengkapi dengan daftar pustaka. Daftar pustaka berisi daftar buku-buku atau referensi yang dijadikan rujukan dalam laporan ilmiah.

    Berikut cara penulisan daftar pustaka.

    a. Nama penulis dalam daftar pustaka dituliskan secara terbalik.

    Artinya, nama belakang ditulis di awal. Lalu, diikuti nama depannya. Cara penulisan ini berlaku secara internasional, tanpa mengenal tradisi dan kebangsaan.

    Contoh:

    Mochtar Lubis ditulis Lubis, Mochtar.

    Djago Tarigan ditulis Tarigan, Djago.

    b. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh dua orang, nama pengarang dituliskan semuanya, tetapi nama yang penulisannya dibalikkan hanya nama penulis yang pertama.

    Contoh:

    Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.

    c. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan et all. (et allii = dan lain-lain) atau dan kawan-kawan (dkk.).

    Contoh:

    Elias, Maurice J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.

    d. Penulisan judul buku digarisbawahi atau dicetak miring.

    e. Urutan penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan abjad penulis setelah nama penulis dibalik. Dalam daftar pustaka, tidak perlu digunakan nomor urut.

    f. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama dari batas tepi margin dan baris berikutnya diketik mulai ketukan kelima atau satu tab dalam komputer.

    g. Jarak antara baris pertama dengan baris berikutnya yang merupakan kelanjutannya adalah spasi rapat. Jarak antara sumber satu dengan sumber lainnya adalah spasi ganda.

    Contoh:

    Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.

    Elias, Maurice J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.

    Berdasarkan penjelasan tersebut, unsur-unsur dalam Daftar Pustaka dapat kita gambarkan seperti berikut.

    Nama Penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit.

    Selain memperhatikan bagian-bagiannya, perhatikan pula penggunaan

    tanda baca. Selain buku, artikel surat kabar, makalah, dan skripsi

    atau tesis pun sering dijadikan sumber rujukan karya tulis. Berikut cara

    penulisannya dalam Daftar Pustaka.

    1) Sumber berupa artikel surat kabar

    Cara penulisannya:

    Kusmayadi, Ismail. 2007. “Optimistis Menghadapi Ujian

    Nasional”. Pikiran Rakyat (18 April 2007).

    2) Sumber berupa makalah

    Cara Penulisannya:

    Harjasudana, Ahmad Slamet. 1999. “Kondisi Kebahasaan dan Pendidikan Bahasa Dikaitkan dengan Pengembangan Kompetensi Komunikatif”. Makalah seminar, UPI Bandung.

    3) Sumber berupa skripsi atau tesis

    Cara penulisannya:

    Rahmawati, Eva. 2007. Pelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2006/2007). Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

    Sekarang, sumber informasi sudah semakin canggih dan lengkap.

    Teknologi internet telah menyediakan beragam informasi yang mudah untuk diakses. Bagaimana kita menuliskan sumber dari internet di dalam Daftar Pustaka? Berikut cara penulisannya.

    1) Jika karya perorangan, cara penulisannya:

    Pengarang/penyunting. Tahun. Judul (edisi). [jenis medium].

    Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses].

    Contoh:

    Thompson, A. 1998. The Adult and the Curriculum. [Online].

    Tersedia: http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.

    [30 Maret 2000].

    2) Jika artikel dalam surat kabar, cara penulisannya:

    Pengarang. (tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama surat kabar [jenis media], jumlah halaman. Tersedia: alamat internet [tanggal akses].

    Contoh:

    Cipto, B. (2000, 27 April). “Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh”. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8.

    Tersedia: http://www.pikiran-rakyat. com. [9 Maret 2000].

    (Sumber : dahlanforum.wordpress.com)





    Karangan Ilmiah

    14 04 2010

    MENULIS KARYA ILMIAH

    1. Karya Ilmiah

    Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

    Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian, sebab dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan “verifikasi” proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

    2. Sitematika Karya Ilmiah

    Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut : (1) Apa yang menjadi masalah?; (2) Kerangka acuan konseptual apa yang dipakai untuk memecahkan masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?; (4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan itu?

    Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya biasanya dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan konseptual yang digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan bagian dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori, atau Telaah Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap pertanyaan apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan.

    Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati. Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan dalam bidang terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi). Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi, seperti misalnya skripsi, sistematika penuliasan lebih baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada bagian awal.

    Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.

    3. Laporan Praktikum

    Dalam tradisi pendidikan tinggi dalam bidang kimia, kegiatan praktikum menjadi bagian penting dari program pendidikan. Hal ini disebabkan oleh pentingnya peranan kegiatan praktikum dalam mengembangkan kompetensi ahli kimia. Praktikum menjadi wahana untuk: (1) Pemantapan pengetahuan teoritis yang telah dipelajari; (2) Pengembangan keterampilan menggunakan peralatan-peralatan standar laboratorium kimia; (3) Pembinaan sikap ilmiah dalam bekerja di laboratorium kimia; dan (4) Pengembangan kemampuan menulis laporan kegiatan laboratorium (baik verifikasi maupun pemecahan masalah). Kombinasi antara pemahaman yang kuat aspek-aspek teoritis, kemampuan merancang eksperimen/penyelidikan untuk memecahkan masalah dengan mengaplikasikan pengetahuan teoritik tadi, keterampilan bekerja di laboratorium, serta kemampuan menulis laporan sehingga layak

    dipublikasi, merupakan elemen-elemen penting dari kompetensi seorang kimiawan.

    Seperti halnya karya ilmiah lainnya, laporan praktikum mesti memenuhi kriteria: (1) Nalar (logic); (2) Kejelasan (clarity); dan (3) Presisi (precision). Dalam kaitan ini kecermatan berbahasa dalam menulis laporan sangat penting peranannya, karena faktor ini yang dapat membuat suatu laporan memenuhi tiga kriteria tadi. Perlu diingat bahwa sebuah laporan praktikum adalah wahana penyampaian pesan dari mahasiswa sebagai komunikator kepada pembaca laporan itu (dosen dan mahasiswa lain) tentang: (1) Masalah apa yang diselidiki; (2) Pengetahuan teoritis apa yang dijadikan landasan bagi penetapan prosedur/metode penyelidikan: (3) Apa yang dilakukan untuk pengumpulan data dan informasi; (4) Data apa yang terkumpul dan temuan apa yang dihasilkan dari analisis data; (5) Pembahasan (diksusi) tentang hasil yang diperoleh, khususnya mengenai implikasi temuan ; (6) Kesimpulan apa yang dapat ditarik.

    Sesuai dengan fungsi laporan praktikum yang dikemukakan di atas, laporan praktikum umumnya terdiri atas komponen-komponen: (1) Tujuan, yang memaparkan permasalahan apa yang akan diselidiki; (2) Teori, yang memaparkan konsep dan prinsip yang melandasi penyelidikan yang dilakukan; (3) Alat dan bahan, yang merupakan paparan tentang jenis alat dan bahan yang dipakai, baik nama maupun ukuran. Apabila alat ukur elektronik tertentu dipergunakan, hendaknya disertakan merk dan nomor serinya. Bahan kimia perlu dilaporkan dengan konsentrasinya (bila larutan) dan kemurniannya (bila zat murni); (3) Prosedur percobaan, yang memaparkan tahap-demi tahap yang dilakukan; (4) Hasil Percobaan, yang mengungkapkan data yang telah ditabulasi, hasil analisis data, baik secara statistik maupun tidak, serta temuan-temuan penting percobaan sebagai hasil analisis data; (5) Pembahasan, yang mengungkapkan rasionalisasi (penjelasan yang masuk akal) terhadap berbagai temuan yang menarik, misalnya perbedaan antara prediksi teoritis dengan realita yang diamati; (6) Kesimpulan, sebagai pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil penyelidikan secara menyeluruh.

    4. Menuliskan Daftar Pustaka

    Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar pustaka merlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi, dokumen WEB, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang disarankan dalam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian besar dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological

    Association (AP)”. Tata cara ini berbeda dengan yang ditetapkan oleh American Chemical Sosiety, yang keduanya juga berbeda dari tata cara yang ditetapkan oleh Chemical Society of Japan (CJS). Namun, untuk penulisan karya ilmiah dalam konteks pendidikan di UPI, mahasiswa diwajibkan mengikuti pedoman yang ditetapkan UPI.

    Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.





    Petunjuk Penulisan Ilmiah

    14 04 2010

    Penulisan Ilmiah merupakan karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan kurang lebih 100 sks dengan dibimbing oleh Dosen Pembimbing  sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Setara Sarjana Muda.

    TUJUAN

    Tujuan dalam Penulisan Ilmiah adalah melatih mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

    ISI DAN MATERI

    Isi dari Penulisan Ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :

    1. Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.

    2. Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.

    3. Masalah dibatasi

    STRUKTUR PENULISAN ILMIAH

    Susunan struktur Penulisan Ilmiah adalah sebagai berikut :

    1. Bagian Awal

    2. Bagian Pokok :

    1. Bab Pendahuluan
    2. Bab Landasan Teori
    3. Bab Pembahasan
    4. Bab Penutup

    3. Bagian akhir

    A. Bagian Awal

    Bagian Awal, terdiri atas :

    – Halaman Judul

    Ditulis sesuai dengan cover depan standar Penulisan Ilmiah Universitas Gunadarma.

    – Lembar Pengesahan

    Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus, dan tanda tangan pembimbing, koordinator PI, serta Ketua Jurusan.

    – Abstraksi

    Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman.

    – Kata Pengantar

    Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan ilmiah (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan).

    –    Daftar isi

    – Daftar Tabel              ü

    – Daftar Gambar   ý  Kalau ada

    – Daftar Lampiran   º

    1. Bagian Pokok

    Bab I : PENDAHULUAN

      1. Latar Belakang

    Bagian ini berisikan uraian/penjelasan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena atau alasan-alasan yang mendasari mahasiswa/peneliti memilih atau tertarik untuk meneliti tema yang ditulis.

      1. Rumusan dan Batasan Masalah

    Atas dasar latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, pada bagian ini mahasiswa/peneliti mulai mengidentifikasi, membatasi dan selanjutnya merumuskan masalah yang hendak diteliti. Setelah rumusan masalah ada, mahasiswa/peneliti dapat menterjemahkan rumusan masalah tersebut dalam bentuk kalimat pertanyaan penelitian.

      1. Tujuan Penelitian

    Bagian berisi tujuan penelitian yang hendak dicapai, dan hal ini seharusnya mengacu kepada rumusan dan pertanyaan penelitian yang telah dibuat sebelumnya.

      1. Manfaat penelitian

    Sedikit berbeda dengan tujuan penelitian, sub bab manfaat penelitian berisikan manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan mahasiswa/peneliti tersebut.

      1. Metode Penelitian

    Bagian berisikan tentang bagaimana secara ilmiah, penelitian akan dilakukan. Poin-poin penting dalam bagian ini adalah :

        1. Objek penelitian
        2. Data / Variabel
        3. Metode pengumpulan data / variabel
        4. Hipotesis
        5. Alat analisis yang digunakan,
      1. Agenda Penelitian

    Bagian ini hanya ada selama mahasiswa/peneliti masih dalam tahap pengajuan UP (usulan penelitian), dan dihilangkan dalam penulisan format PI selanjutnya.

    Bab II : LANDASAN TEORI

    2.1. Kerangka Teori

    Bagian ini berisikan berbagai pengertian dan pemahaman mengenai teori yang benar-benar relevan dengan topik dan variabel.

    2.2. Kajian Penelitian Sejenis

    Bagian ini berisikan kajian mahasiswa/peneliti terhadap hasil-hasil penelitian sejenis atau penelitian yang memiliki kesamaan topik atau variabel dengan topik atau variabel yang sedang dan akan diteliti oleh mahasiswa/peneliti.

    2.3. Alat Analisis

    Bagian berisi penjelasan rinci (rumus, formulasi, langkah-langkah perhitungan, dsb.) mengenai berbagai alat analisis deskriptif dan kuantitatif yang akan digunakan dalam analisis masalah/pembahasan.

    Bab III : METODE PENELITIAN ( lihat sub-bab 1.5. dalam Bab I )

      1. Objek Penelitian
      2. Data / Variabel Yang Digunakan
      3. Metode Pengumpulan Data
      4. Hipotesis
      5. Alat Analisis Yang Dingunakan

    Bab III ini dibuat untuk memberikan ruang yang lebih luas lagi bagi mahasiswa/peneliti dalam menguraikan dan menjelaskan metode penelitian yang akan digunakan, sementara keberadaan sub-bab 1.5. terlalu ringkas, khususnya untuk materi-matari penelitian dengan menggunakan data primer dan melakukan survei.

    Bab IV : PEMBAHASAN

    4.1. Data dan Profile Objek Penelitian

    Bagian berisikan Data dan Profile singkat objek penelitian

    4.2. Hasil Penelitian dan Analisis/Pembahasan

    Dalam bagian ini, mahasiswa/peneliti mulai menyajikan data dan hasil penelitian dan mulai menganalisis secara deskriptif ( dengan tabel, grafik, flow, dan sejenisnya) serta mengkombinasikannya dengan analisis kuantitatif yang telah disebutkan dibagian sub-bab 1.5.5.

    4.3. Rangkuman Hasil Penelitian

    Berbeda dengan kesimpulan, bagian ini berisi rangkuman hasil penelitian, yang umumnya dapat disajikan dalam tabel ringkasan hasil.

    Bab V : PENUTUP

    5.1. Kesimpulan

    Bagian ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian mahasiswa/peneliti, yang pada prinsipnya merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang ada.

    5.2. Saran

    Isi yang ada pada bagian ini harus diprioritaskan pada saran terhadap butir-butir kesimpulan yang ada.

    5.3. Keterbatasan Penelitian (optional)

    Untuk beberapa kasus materi penelitian dan mungkin juga mahasiswa, bagian ini dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai keterbatasan yang ada dalam penelitian.

    C. Bagian Akhir

    Daftar Pustaka

    Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.

    Daftar Simbol

    Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan dalam penulisan, lengkap dengan    keterangannya.

    Lampiran

    Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitungan-  perhitungan, grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.

    TEKNIK PENULISAN

    1. Penomoran Bab serta subbab

    – Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.

    – Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.

    II ………. (Judul Bab)

    2.1 ………………..(Judul Subbab)

    2.2 ………………..(Judul Subbab)

    2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)

    – Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.

    – Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.

    2. Penomoran Halaman

    – Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.

    – Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.

    – Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.

    3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel

    – Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.

    – Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang terletak di bab III.

    4. Penulisan Daftar Pustaka

    Daftar Pustaka adalah daftar yang terperinci dan sistematis dari semua karya ilmiah yang digunakan penulis dalam menyusun penulisan ilmiahnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun teknik penulisannya memenuhi ketentuan sbb :

    a. Alphabetis nama pengarang

    b. Nama pengarang tanpa gelar ( dimulai dengan nama diri atau nama keluarga untuk pengarang asing

    d. Penulisan setiap pustaka dalam satu spasi, sedangkan antara satu pustaka dengan pustaka berikutnya dengan jarak dua spasi.

    e. Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan  sebagai berikut :

    Nama Pengarang, Tahun Penerbitan. Judul Karangan (dicetak tebal), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit.

    f. Untuk sumber buku, penulisan daftar pustakanya antara nama pengarang judul, kota penerbitan dipisahkan oleh titik. Antara nama penerbit dengan tahun terbit dipisahkan koma. Untuk sumber dari majalah dan surat kabar, penulisan nama majalah atau surat kabar diakhiri dengan koma.

    5. Pengutipan

    –  Jika kutipan kurang atau sama dengan tiga baris, bagian awal dan akhir kutipan diberi tanda kutip, spasi tetap biasa.

    – Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tapi diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk dari kiri.

    Cara Penulisan :

    Ada dua cara menempatkan sumber kutipan di belakang bahan yang dikutip sebagai berikut :

    1. Cara ringkas yaitu menempatkan sumber kutipan di belakang bahan yang dikutip ditulis dalam tanda kurung dengan menyebutkan : ‘Nama pengarang, tahun penerbitan dan halamn yang dikutip’
    2. Cara langsung yaitu menempatkan sumber kutipan langsung di bawah pernyataan yang dikutip yang dipisahkan dengan garis lurus sepanjang garis teks. Jarak antara garis pemisah dengan teks satu spasi, jarak antara garis pemisah dengan sumber kutipan dua spasi, dan jarak baris dan kutipan harus satu spasi.

    6. Format Pengetikan

    – Menggunakan kertas ukuran A4.

    – Margin  Atas : 4 cm  Bawah : 3 cm

    Kiri : 4 cm  Kanan  : 3 cm

    – Jarak spasi : 1,5

    – Jenis huruf (Font) : Times New Roman.

    – Ukuran / variasi huruf : Judul Penulisan Ilmiah 16 / Tebal, Huruf Besar

    Isi              12 / Normal

    Subbab             12 / Tebal

    7.  Persiapan Sidang

    – Naskah Penulisan Ilmiah dibuat dalam bentuk transparan yang meliputi Bab I ( Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian), Bab IV ( Pembahasan dan Bab V (Penutup) dengan jenis/ukuran huruf : Time New Romans 18

    (Sumber : daryono.staff.gunadarma.ac.id)





    Metode Ilmiah

    14 04 2010

    Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

    Unsur metode ilmiah

    Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:

    1. Karakterisasi (observasi dan pengukuran)
    2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran)
    3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
    4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

    DNA/contoh

    Setiap langkah diilustrasikan dengan contoh dari penemuan struktur DNA:

    1. DNA/karakterisasi
    2. DNA/hipotesis
    3. DNA/prediksi
    4. DNA/eksperimen

    Contoh tersebut dilanjutkan pada tahap “Evaluasi dan pengulangan”, yaitu DNA/pengulangan.

    Karakterisasi

    Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.

    Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.

    DNA/karakterisasi

    Sejarah penemuan struktur DNA merupakan contoh klasik dari empat tahap metode ilmiah: pada tahun 1950 telah diketahui bahwa pewarisan genetikGregor Mendel, namun mekanisme gen tersebut belumlah diketahui dengan jelas. Para peneliti di laboratorium William Lawrence Bragg di Universitas Cambridge membuat gambar-gambar difraksi sinar-X atas berbagai macam molekul. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin untuk mengkarakterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar-X. Lihat: DNA 2 memiliki deskripsi matematis, diawali oleh penelitian

    Karakterisasi

    Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.

    Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.

    Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur.

    DNA/hipotesis

    Sebagai contoh, dalam usaha untuk menentukan struktur DNA, Francis CrickJames Watson menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur heliks: dua spiral yang saling memilin. Linus Pauling yang baru akan melakukan studi serius terhadap molekul tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda tiga. Lihat: DNA 1|…DNA 3 dan

    Prediksi dari hipotesis

    Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi.

    Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas.

    Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis.

    Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologiteori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan. atau

    DNA/prediksi

    Setelah Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda, Francis Crick memprediksikan bahwa gambar difraksi sinar-X DNA akan menunjukkan suatu bentuk huruf X. Lihat: DNA 1 | …DNA 4

    Eksperimen

    Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut.

    Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.

    Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut.

    Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.

    DNA/eksperimen

    Ketika James Watson meneliti apa yang telah ditemukan Rosalind FranklinLihat: DNA 1 | …DNA/pengulangan pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat bentuk huruf X yang telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks.

    Evaluasi dan pengulangan

    Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu.

    Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.

    DNA/pengulangan

    Watson dapat mendeduksikan struktur utama DNA dengan menggunakan model konkret bentuk fisik nukleotida yang menyusun DNA. Dia menggunakan acuan panjang ikatan kimia yang telah dideduksikan oleh Linus Pauling. Diawali dengan penemuan oleh James Watson dan Francis Crickbiologi molekular. Lihat: DNA 1 tersebut, lahirlah bidang ilmu baru:

    (Sumber : Wikipedia)